Senin, 08 Juli 2013

Draft Kurikulum 2013

Oleh : HERY ASMADJI, S.Pd
Sebagai informasi awal mengenai draft (mudah-mudahan final) kurikulum 2013, berikut disajikan draft kurikulum 2013 lengkap (update 15 Februari 2013) yang bisa didownload gratis.

Download Draft Kurikulum 2013 SD / MI
Download Draft Kurikulum 2013 SLTP / MTs
Download Draft Kurikulum 2013 SMU / SMK / MA


Beberapa hal yang baru pada kurikulum 2013 antara lain:

SD – MI (Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah)
·                     Kurikulum 2013 berbasis pada sains.
·                     Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif.
·                     Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
·                     Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.
·                     Mata pelajara (MAPEL) SD diantaranya:
·                                             Pendidikan Agama
·                                             PPKn
·                                             Bahasa Indonesia
·                                             Matematika
·                                             IPA
·                                             IPS
·                                             Seni Budaya dan Prakarya (Muatan Lokal; Mulok)
·                                             Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal;Mulok)
·                     Alokasi waktu per jam pelajaran SD 35 menit
·                     Banyak jam pelajaran per minggu Kelas I = 30 jam, kelas II= 32 jam, kelas III=34 jam, kelas IV, V,VI=36 jam
SMP – MTs (Sekolah Menengah Pertama – Madrasah Tsanawiyah)
Mata pelajaran SMP MTs kurikulum 2013 sebagai berikut:
·                     Mata Pelajaran:
·                                             Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
·                                             PPKn
·                                             Bahasa Indonesia
·                                             Matematika
·                                             IPA
·                                             IPS
·                                             Bahasa Inggris
·                                             Seni Budaya (Muatan Lokal)
·                                             Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal)
·                                             Prakarya (Muatan Lokal)
·                     Alokasi waktu per jam pelajaran SMP = 40 menit
·                     Banyak jam pelajaran per minggu 38 jam
SMA/K - MA (Sekolah Menengah Atas/Kejuruan – Madrasah Aliyah)
Mata pelajaran SMA – MA kurikulum 2013 sebagai berikut:
·                     Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
·                     PPKn
·                     Bahasa Indonesia
·                     Matematika
·                     Sejarah Indonesia
·                     Bahasa Inggris
·                     Seni Budaya (Muatan Lokal)
·                     Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal)
·                     Prakarya dan Kewirausahaan (Muatan Lokal)
·                     Alokasi waktu per jam pelajaran SMA = 45 menit
·                     Banyak jam pelajaran per minggu SMA = 39 jam

Sabtu, 06 Juli 2013

Budaya malu dunia pendidikan

Budaya Malu Dunia Pendidikan


Masalah Etika dan Moral, Masalah Pemikiran dan Mental, Masalah Logis dan Otak.
Akhirnya semua dikembalikan ke dunia pendidikan, ke orang-orang yang mendidik.

Mengapa saya beri judul budaya malu dunia pendidikan, Betapa memalukannya jika kita
mendengar “di sekolah dididik apa sih?… Kok ngomongnya ndak Sopan?” atau kita mendengar
“sudah disekolahkan.. tapi kok ga punya etika…..!!”

Saya pernah menulis tentang Sekolah Bukan Hanya Ilmu, Akhirnya ada hal yang harus kita
budayakan di dunia pendidikan. Yaitu Budaya Malu. . Budaya Malu, bukan berarti saya malu
sekolah di sekolah desa, malu sekolah di sekolah yang fasilitasnya gak OKE, malu sekolah di
sekolah anak-anak Jalanan. BUKAN ITU.

Sebenarnya Segala Permasalahan di negeri ini Bisa terkendali jika Setiap Insan, setiap Generasi,
Setiap Pribadi memiliki “BUDAYA MALU

Budaya malu di dunia pendidikan harus kita terapkan dari sekarang. Budaya malu dalam hal apa
???

Budaya Malu Bagi Para Pendidik

1.   Budaya Malu Jika Seorang Pendidik tidak mempersiapkan diri sebelum mengajar, tidak
belajar sebelum mengajar, dan tidak mau tahu keadaan siswa sebelum mengajar. Apakah
kita sebagai pendidik tidak merasa malu pada diri sendiri, malu pada Stempel Profesi
yang tertulis di dada kita, malu pada anak-anak yang meremehkan kita.
2.   Budaya Malu jika mendidik hanya untuk memberi Ilmu, Bukan Etika dan Sopan Santun.
Untuk apa anak-anak itu pintar jika tidak memiliki etika dan sopan santun. Apa kita tidak
malu mendengar anak juara umum di sekolah X tawuran, MEngucapkan kata kotor, tidak
menghormati orang lain. maka kita kan malu mendengar kata-kata “disekolahkan kok
tidak punya etika..”
3.   Budaya Malu menerima gaji Bersih tapi jarang masuk kelas. Memangnya tidak malu
makan uang hasil jerih payah orang lain, tapi kita hanya duduk santai tanpa bekerja.
Malah menuntut gaji, kita nomer satu. Berlomba sertifikasi, tapi kok kesekolahnya
jarang. Mau duitnya saja. wah… Sangat tidak pantas.
4.   Budaya Malu tidak menghargai diri sendiri. Bukankah kita malu jika kita seorang
pendidik, tapi tidak perduli dengan pendidikan anak dan keluarga sendiri. bagaimana kita
mendidik, jika dari diri kita sendiri tidak terlaksana. Kita bicara kepada anak-anak jangan
merokok, tetapi dihadapan mereka kita merokok.


 Budaya Malu Seorang Siswa / Anak Didik

1.   Budaya Malu menyia-nyiakan Hasil kerigat orang tua. Malu tidak pada orang tuamu yang
bekerja mati-matian demi masa depanmu. Mungkin kamu berkata “akh… kan duit orang
tuaku banyak..!!!!” . Justru kamu harus malu memakan duit yang bukan hasil kerja
kerasmu, bukan hasil keringatmu.
2.   Budaya Malu tidak punya sopan santun. Seharusnya malu dong sebagai anak yang
katanya sudah belajar, sudah pintar baca, sudah bisa berpikir tentang hal-hal baru, tapi
kok kata-katanya tidak sopan, kok kata-katanya suka memaki, kok kata-katanya kasar
sama orang tua dan teman. Nanti dibilang “Mulutnya ga disekolahin ya…” waduh..
Jangan Sampe dong, malu.. malu… maluuuuu banget
3.   Budaya Malu Meremehkan Orang lain, Nah, kamu memang pintar, kamu meremehkan
orang lain, kamu meremehkan orang yang hidupnya lebih sederhana dari kamu. Nanti
suatu saat kalau tiba-tiba kamu mengalami kejatuhan, kamu tiba-tiba kekurangan, malu
kan sama mereka. takutnya sih dibilang “alah….. Dulu aja Sombong…” hati-hati, hidup
ini seperti roda yang berputar. terkadang di atas dan terkadang di bawah.
4.   Budaya Malu jadi pembuat Onar. kata-kata pembuat onar ini sangat tidak pantas kan di
jadikan cap / stempel pada dirimu. Kalau kita bisa saling menghargai, mengapa tidak !
Kan Damai Itu indah. Tidak pernah dikatakan dan diajarkan disekolah…”nak… nanti
pulang sekolah buat onar ya, berantem ya, tawuran ya,,!
5.   Budaya malu tidak belajar. Malu dong kamu dengan NIlai 100, 90, 80 tapi hasil nyontek,
dan ketidakjujuran. Dengan bangga Kamu bilang “wah… Aku lulus, nilai 90..” eh
ternyata teman-temanmu berbisik, “gitu aja kok bangga.. kan kemaren dia nyontek dari si
A…” .. Akhhh Malunya. Kecuali kamu sudah tidak memiliki rasa malu lagi.
6.   Budaya Malu pada diri sendiri. Malu lah pada dirimu sendiri jika berbuat hal yang tidak
baik, berbuat hal yang tidak bermoral, berbuat hal yang tidak sopan. Kalau kamu merasa
malu pada diri sendiri, kamu pasti berusaha lebih baik. Tanya pada dirimu sendiri,
rasakan dalam hati nuranimu. contoh “Kalau aku buang sampah ini sembarangan , malu
dilihat orang…” atau “kalau nilaiku Jelek… malu sekali aku sama si DOi, sama ORTU,
dan malau sekali pada diriku..”

Budaya malu Instansi Terkait Pendidikan

1.   Budaya Malu Duduk di bangku tertinggi pemerintahan, yang bertujuan memajukan
pendidikan, tetapi uang rakyat, uang anak didik kok nyangkut dimana-mana. Seharusnya
hak murid untuk mengecap fasilitas, kok turunnya cuma 40%. Bukankah memalukan
memakai seragam Pemerintahan tapi kok ndak mendidik. Nanti dibilang “..orang
pendidikan kok seperti tidak dididik ya..”. Kalau pemerintah di dunia pendidikan juga
korupsi, ribut, saling mengadu domba, saling menjatuhkan, gimana anak didiknya ya??? .
2.   Budaya Malu cuma berkoak-koak tapi tidak terealisasi. Bukankah memalukan jika kita
yang duduk dibangku pemerintahan yang berkoak-koak, berteriak-teriak pendidikan ini
harus dimajukan, kita buat ini, kita buat itu, tapi cuma omong kosong, cuma mau mencari
simpati rakyat, cuma mau cari dukungan. Bullshit… Semua hanya omong kosong. Tidak
perlu lah berteriak kalau hanya suara. Realisasi yang penting
3.   Budaya Malu Pada Anak-Anak jalanan, Pada Orang miskin, Pada Pengemis, Pada Anak-
anak penjual Koran, pada anak-anak yang tinggal dipinggiran, pada anak-anak yang tidak
bisa baca tulis. Betapa memalukan jika pemimpin negara ini menutup mata untuk
mereka. Berapa % (persen) dana pendidikan untuk negara ini? Kemana? Apa matamu
buta pada mereka? Mereka juga butuh pendidikan, mereka juga mau maju, mereka juga
berharap punya masa depan. Mereka seperti seseorang yang kelaparan memandang anak-
anak berseragam sekolah. Apa Kita tidak malu? lewat dipinggir jalan dengan Pakaian
dinas, dengan mobil mewah, tapi cuek saja dengan nasib mereka. Dimana jiwa
pendidikmu? Seorang pemerintah haruslah orang yang memiliki jiwa mendidik yang
tinggi melebihi seorang guru.

Budaya Malu para Orang Tua

1.   Budaya Malu tak lagi menjadi orang tua seutuhya. Malulah sebagai orang tua yang
membiarkan anaknya hanya dididik di sekolah. Orang tua adalah orang yang paling
berkewajiban mendidik anak. bukan sibuk bekerja mencari uang, anak-anak terlantar ,
mau belajar atau tidak, ya terserah. malu pada diri sendiri jika anak akhirnya sibuk
dengan dirinya sendiri, m alu tidak punya waktu lagi menanyakan kabar anaknya, malu
tidak lagi memiliki waktu makan bersama anaknya, malu pada akhirnya pergaulan anak
terlampiaskan ke hal-hal negatif. Pantaskah kita disebut orang tua?
2.   Budaya malu tidak Mau belajar. Orang tua haruslah belajar, agar anak juga bisa diajar.
umur semakin tua bukan berarti berhenti belajar. BElajarlah terus mendampingi anak-
anak.
3.   Budaya Malu tidak mau mendengar. Malulah sebagai orang tua yang memaksakan segala
kehendak kepada anak-anak. mengekang anak-anak. berkata tidak sopan terhadap anak-
anak. Terkadang anak ingin di dengar, anak bukan untuk mendengar saja, tetapi butuh di
dengar. Jangan biarkan anak-anak berlari kepada orang lain, hanya karena butuh
didengar.
4.   Budaya malu tidak mengutamakan pendidikan anak. Malulah sebagai orang tua, jika
pendidikan dianggap nomor kesekian, maka jiwa dan pemikiran anak tidak akan
berkembang. anak tidak akan memiliki masa depan secerah yang mereka impikan

Akhirnya “BUDAYA MALU PADA DIRI SENDIRI” adalah hal yang paling penting dalam
hidup. Jika saja kita semua bisa menerapkan Budaya malu, maka segala hal akan baik.
Pendidikan akan maju, negara ini akan maju, tidak ada kebodohan, tidak ada kemiskinan, tidak

ada egoisme.