MENGAMATI SIFAT
SIFAT MAGNET
Oleh :
Hery
Asmadji, S.Pd
Secara
berkala sedikit demi sedikit saya akan berbagi informasi pada rekan – rekan guru SD untuk mengajari para siswa merumuskan
sendiri konsep IPA yang diperlajari melalui pengamatan. Hal ini berangkat dari
pengamatan bahwa para guru enggan untuk menyertakan para siswa dalam proses
pembelajaran karena memang memerlukan waktu yang lebih banyak untuk melakukan
persiapan dan melaksanakannya di kelas. Untuk kali ini saya mencoba untuk
merumuskan sifat-sifat magnet. Untuk nama benda, konsep, teori bisa
diberitahukan namun untuk pengertian sebaiknya para siswa diminta merumuskan
sendiri.
Guru menyediakan beberapa logam, yaitu , tembaga, seng, dan besi yang
bersifat magnet. kemudian dalam sebuah wadah disediakan beberapa bahan dari
kertas, kaca, karet, serbuk besi, peniti, silet, dan paper clips.
Kemudian guru meminta kepada siswa untuk menempelkan masing-masing logam
(setelah sebelumnya dikenalkan namanya) ke dalam wadah yang berisi sampuran
benda-benda tadi. Apa yang terjadi? Ternyata pada magnet menempel serbuk besi,
peniti, silet, dan paper clips. Guru memberikan informasi apa bahan-bahan dari
benda-benda tersebut. Setelah melakukan pengamatan, siswa kemudian diminta
untuk memberikan pengertian tentang magnet. Semua pendapat ditampung
kemudian didiskusikan dan diambil sebagai pengertian bersama, magnet adalah benda yang dapat menarik benda lain yang
terbuat dari besi dan baja.
Guru kemudian mengambil beberapa magnet batang dan
membuatnya bisa bergerak bebas, dengan cara digantung dan diletakkan diatas
gabus dan diapungkan dalam air. Siswa diminta melakukan pengamatan tentang
fenomena yang terjadi. Magnet yang bergerak bebas akan menunjuk arah utara dan
selatan. Dari pengamatan ini kemudian siswa diinformasikan bahwa ujung yang
menunjuk arah utara disebut kutub utara magnet sedangkan ujung yang menunjuk
arah selatan disebut kutub selatan magnet. Kemudian kutub-kutub magnet ditandai
dengan memberi warna yang berbeda antara kutub utara magnet dengan kutub
selatan magnet. Jadi magnet memiliki dua kutub
yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Guru kemudian meminta siswa untuk mendekatkan kutub-kutub magnet sampai
jarak tertentu. Melalui pengamatan dapat dilihat bahwa bila kutub-kutub yang sama dari dua magnet didekatkan pada
jarak tertentu akan tolak menolak namun bila kutub yang tidak sama dari dua
megnet didekatkan pada jarak tertentu akan tarik menarik (saling menempel). (sifat 1).
Guru menyediakan serbuk besi, kemudian siswa diminta memasukkan magnet
ke dalamnya. Setelah diangkat ternyata jumlah serbuk besi yang menempel pada
ujung-ujung magnet lebih banyak daripada bagian yang lain. Sehingga bagian dari magnet yang memiliki kekuatan paling besar
terletak pada ujung-ujungnya (kutub-kutubnya. (sifat 2)
Guru
kemudian menyediakan paper clips, kertas, karton, dan meja. Paper clips
diletakkan di atas kertas kemudian di bawah kertas ditempelkan magnet. Magnet
kemudian digeser-geser dan ternyata paper clips di permukaan kertas dapat
bergerak sesuai dengan arah gerakan magnet. Percobaan dilanjutkan dengan karton
dan kemudian meja dengan cara yang sama. Ternyata ketika pada percobaan dengan
meja, paper clips tidak bergerak. Sehingga kekuatan
magnet (yang kemudian disebut gaya magnet) dapat menembus benda-benda dengan
ketebalan tertentu. (sifat 3)
Betapa
makan waktu mengajari siswa melalui pengamatan. Tentu menjadi sangat berbeda
ketika kemudian konsep-konsep tersebut di atas diinformasikan saja kepada para
siswa. Namun melalui pengamatan para siswa berlatih untuk mengamati,
mengumpulkan data, kemudian menggunakan data itu untuk merumuskan konsep. Luar
biasa, mereka akan selalu terkenang dengan bagaimana konsep-konsep itu
ditemukan oleh para ahli pada jaman dulu. Disini para guru bisa memasukkan
nilai-nilai untuk menghargai para penemu dan memotivasi mereka agar juga bisa
menjadi penemu dengan rajin melakukan pengamatan. Suasana belajar dibuat
menyenangkan, mereka belajar sambil bermain dan tidak terasa bahwa hari ini
sudah begitu banyak konsep yang bisa mereka rumuskan sendiri. Siswa akan ingin
agar peristiwa ini diulangi lagi pada pelajaran berikutnya. Pengalaman
menunjukkan bahwa gairah belajar siswa meningkat, selamat mencoba bagi yang
belum pernah dan selamat menginovasi dengan cara baru bagi yang sudah sering
melakukan. Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar