Selasa, 19 Februari 2013

Apresiasi Sastra


Oleh Drs. Hery Asmadji

DOA PARA PELAUT YANG TABAH
Sapardi djoko damono
  1. Kami berjanji kepada sejarah
  2. Untuk pantang menyerah
  3. Bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau
  4. Dengan perahu yang semakin mengeras
  5. oleh air laut.
  6. Selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya Tuhan,
  7. Yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
  8. Barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
  9. Satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
  10. Tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
  11. serta kemudi
  12. menggantikan kami
  13. kamillah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit
  14. mengayuh perahu-perahu makassar dan bugis,
  15. sebab kami telah bersekutu dengan sejarah
  16. untuk menundukkan lautan.
  17. Dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
  18. Adalah alas an yang paling baik
  19. Untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
  20.  padaMu
  21. barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya,
  22. yang lain pecah tulang-tulangnya,tapi anak-anak kami yang setia
  23. segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan
  24. perjalanan yang belum selesai ini.
  25. Biarlah kami bersumpah kepada sejarah, ya Tuhan,
  26. Untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
  27. di lautan
 Tema yang digunakan dalam puisi Doa para pelaut yang tabah ini adalah tema perjuangan
Dalam puisi  Doa Para Pelaut Yang Tabah karya Sapardi Djoko Damono ini sajaknya menggambarkan tentang makna  kehidupan, bahwa hidup tidak boleh menyerah. Dan kita selalu bernaung dalam Tuhan.
Amanat kaya akan pesan moral berupa kebaikan.

Amanat dari puisi ini adalah agar kita yakin dan kita pantang menyerah dalam menghadapi masa depan dan kenyataan yang terjadi.

KESIMPULAN
Doa para pelaut yang tabah menggambarkan tentang semangat yang berkobar-kobar.
Pada baris pertama sampai baris ke lima menggambarkan tentang perjuangan para pelaut yang tak pantang menyerah terhadap halangan apapun. Meski dengan segala kekurangannya mereka telah berani mengrikarkan janji kepada sejarah.

Pada baris ke enam sampai kesembilan menggambarkan bahwa sekuat apapun manusia mereka juga harus ingat akan Tuhan. Di sini menggambarkan bahwa para pelut memohon kepada Tuhan agar selalu diberi kekuatan untuk dapat mengarungi lautan.

Pada baris kesepuluh sampai keenambelas menggambarkan akan kepercayaan diri yang tinggi dan membakar semangat. Disini juga menggambarkan betapa agung kekuasaan yang mereka raih
”kamillah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit
Mengayuh perahu-perahu makassar dan bugis….”

Pada baris ketujuhbelas sampai keduapuluhtujuh menggambarkan sebuah pengorbanan-pengorbanan yang harus mereka tempuh untuk menundukkan lautan.disini juga berisi tentang sumpah mereke kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar